DEFINISI & PERBEDAAN PENDIDIKAN, PENGAJARAN DAN PELATIHAN
Pada dunia
pendidikan sering kita jumpai atau kita dengar istilah-istilah seperti:
pendidikan, pengajaran, pelatihan dan lain sebagainya. Istilah-istilah itu pun
terkadang membuat kita bingung dan bertanya-tanya apakah perbedaan diantaranya
sehingga menggunakan istilah yang berbeda-beda, maka di bawah ini akan kami
jelaskan sedikit tentnag definisi serta perbedaan antara ketiga istilah
tersebut.
Ø
Pendidikan:
·
Proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara,
perbuatan mendidik.[1]
·
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara. (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pasal 1) [2]
·
Pendidikan
adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi
di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin
pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan
kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari
orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup. definisi pendidikan tersebut dikemukakan oleh John Dewey.[3]
Ø Pengajaran:
1.
proses, cara,
perbuatan mengajar atau mengajarkan
2.
perihal
mengajar; segala sesuatu mengenai mengajar
·
Menurut Susan B. Bastable; Pengajaran merupakan
intervensi yang disengaja yang mencakup perencanaan dan penerapan aktivitas dan
pengalaman instruksional untuk memenuhi hasil yang ditujukan bagi peserta didik
seperti dalam rencana pengajaran.
·
Menurut Lukman Tambunan; pengajaran adalah
proses yang membebaskan. Namun. hal itu terjadi apabila seorang guru dapat
membawa kita pada sumber kehidupan kita, dengan menunjukkan siapakah kita, dan
juga apa yang harus kita lakukan[5]
Ø Pelatihan:
1.
proses, cara,
perbuatan melatih; kegiatan atau pekerjaan melatih
·
Menurut Mathis;
Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu
untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini terikat
dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang
secara sempit maupun luas. Secara terbatas, pelatihan menyediakan para pegawai
dengan pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta keterampilan yang
digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini. Terkadang ada batasan yang ditarik
antara pelatihan dengan pengembangan, dengan pengembangan yang bersifat lebih
luas dalam cakupan serta memfokuskan pada individu untuk mencapai kemampuan
baru yang berguna baik bagi pekerjaannya saat ini maupun di masa mendatang.[7]
Perbedaan
Pendidikan, Pengajaran dan Pelatihan
Ø
Perbedaan pendidikan, pembelajaran, dan
pelatihan dapat di tinjau dari tujuan, proses, dan hasilnya:
·
Tujuan dari pendidikan yaitu mendidik
anak-anak agar dapat berfikir secara rasional, bekerja beraturan dan
sungguh-sungguh, membentuk manusia yang berwatak, menanamkan rasa persatuan,
membentuk manusia yang bebas dan merdeka serta percaya diri dan bertanggung
jawab dan membentuk sebagai pemuda yang aktif mengabdi dan membangun
masyarakat. Dan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang
seutuhnya yaitu yang beriman dan dan bertaqwa kepada tuhan yang maha Esa dan
berbudi pekerti , memiliki pengetahuan. Dalam proses pendidikan dibutuhkan
konsep sebagai berikut yaitu konsep self learning yang sangat penting
ditanamkan pada pendidikan dasar sehingga akan membantu siswa untuk belajar
secara mandiri pada level-level berikutnya. Berani dalam berpendapat dan mengespresikan diri
adalah psikologis yang harus dibangun dari mulai pendidikan dasar. Dan juga ada
empat pilar proses pendidikan yaitu learning to know (belajar untuk menguasai
pengetahuan), learning to do (belajar untuk menguasai pengetahuan), learning to
be (belajar untuk mengembangkan diri), learning to live together (belajar untuk
bermasyarakat). Sehingga dapat meningkatkan kualitas SDM, yaitu manusia yang
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin,
beretos kerja profesional serta sehat jasmani dan rohani.
·
Tujuan dari pembelajaran yaitu pernyataan yang
diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar, dan suatu deskripsi mengenai
tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran.
Dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa
tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran,
menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih
alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran
(standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa. Dan dapat memudahkan dalam
mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa
dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri; memudahkan
guru memilih dan menyusun bahan ajar; membantu memudahkan guru menentukan
kegiatan belajar dan media pembelajaran; memudahkan guru mengadakan penilaian.
·
Tujuan dari pelatihan merupakan standard
kualifikasi bagi pencapaian kemampuan atau kompetensi dari suatu proses
pelatihan dan belajar mengajar, memuat kemampuan spesifik, hasil, dan pemenuhan
kopetensi yang diharapkan, dan menggunakan kata kerja operasional yang jelas
dengan cirri-ciri sbb : dapat diamati, dapat diukur, dapat dilakukan dan ada
batasan waktu. Dalam pelatiahan mampu bekerja lebih efektif dan efisien
dibidang kerja masing-masing, mampu meningkatkan produktifitas perusahaan
dengan pemanfaatan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat. 2. 3.Hubungan
antara tiga ranah tersebut sangat di buttuhkan karena saling membutuhkan satu
sama lainnya. Dan dapat di definisikan sbb : ranah kognitif yaitu proses
berfikir, ranah psikomotor yaitu keterampilan, dan ranah afektif yaitu sikap.
Ketiga ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin dapat dilepaskan
dari kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar dalam jenjang kejuruan atau
pada SMK. Dalam konteks evaluasi hasil belajar, maka ketiga ranah itulah yang
harus dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi hasil belajar di SMK
karena semua ranah itulah yang terkandung pada siswa SMK. Ketiga ranah tersebut
menjadi obyek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu saling
berhubungan dalam karakteristik pada siswa SMK sehingga terciptalah belajar dan
pembelajaran yang sangat mengacu pada kejuruan-kejuruan yang di minati siswa
SMK menurut minat masing-masing.[8]
Label: GURUKU
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda