KESEHATAN OLAHRAGA
Oleh : Nur Baiti Amrin
Munculnya istilah "olah raga kesehatan" ialah untuk membedakannya dengan olah raga profesional. Olah raga profesional, sebagaimana profesi-profesi lainnya, merupakan salah satu pekerjaan yang mempunyai kode etik tersendiri dan menghasilkan uang bagi olahragawan tersebut. Untuk menjadi olahragawan profesional seseorang harus belajar dan berlatih sejak kecil sebagaimana mempelajari kemampuan-kemampuan lainnya. Menurut U.U No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (kata-kata yang dikatakan), olah raga kesehatan bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Munculnya istilah "olah raga kesehatan" ialah untuk membedakannya dengan olah raga profesional. Olah raga profesional, sebagaimana profesi-profesi lainnya, merupakan salah satu pekerjaan yang mempunyai kode etik tersendiri dan menghasilkan uang bagi olahragawan tersebut. Untuk menjadi olahragawan profesional seseorang harus belajar dan berlatih sejak kecil sebagaimana mempelajari kemampuan-kemampuan lainnya. Menurut U.U No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (kata-kata yang dikatakan), olah raga kesehatan bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan.
1.
Promotif
Meskipun
seseorang bebas dari penyakit, belum tentu orang tersebut bugar. Dengan mengukur
beban latihan yang diberikan kepada seseorang (lari 2,4 km, test bangku
Harvard, test bangku Sharkey, test bangku Kash dll), maka kebugaran dapat
diklasifikasikan menjadi: sangat kurang, kurang, cukup, baik, sangat baik dan
istimewa. Latihan fisik yang teratur dan terukur disertai gizi yang cukup akan
meningkatkan kebugaran seseorang. Kebugaran ini ditandai oleh: daya tahan
jantung, daya tahan otot, kelenturan tubuh, komposisi tubuh, kecepatan gerak,
kelincahan, keseimbangan, kecepatan reaksi, kemampuan koordinasi panca indra. Denyut
nadi zona latihan harus selalu dimonitor (periksa), agar tak melebihi denyut
yang diperbolehkan yaitu antara 72-87 % dari denyut maksimal. Denyut nadi maksimal
permenit adalah 220 - umur. Misalnya orang yang berusia 40 tahun maka denyut
maksimal adalah 180 per menit.
2.
Preventif
Olah
raga kesehatan dapat mencegah dampak negatif dari hipokinesia (kurang gerak), memperlambat
proses penuaan, memperlancar proses kelahiran pada wanita hamil.
3.
Kuratif
Membantu
proses penyembuhan pada penyakit-penyakit jantung koroner, penyakit kencing
manis, rematik, asma bronchiale, keropos tulang, dll. Peredaran darah orang
yang berolah raga lebih lancar, sehingga racun-racun yang menumpuk di tubuh
cepat dikeluarkan.
4.
Rehabilitatif
Penyandang cacat/penyakit
myopathy, cerebral palsy/kerusakan otak, tuna runggu, epilepsi, dll,
membutuhkan olah raga yang sesuai dengan keadaan penderita. Apabila penyandang
cacat ini tidak melakukan olah raga, maka cacatnya akan bertambah karena
terjadi kekurangan gerak, otot menjadi lemah, sehingga mudah timbul
penyakit-penyakit jantung, ginjal, saluran darah, dll. Selain itu, olah raga
bagi penyandang cacat juga sangat diperlukan untuk menghilangkan anggapan
masyarakat bahwa mereka tak mampu berbuat apa-apa.
Label: PENJASKES
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda