Pendekatan Pembelajaran Penjasorkes Dengan Bermain
Pendekatan
bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan.
Menurut Wahjoedi (1999: 121) bahwa ”pendekatan bermain adalah pembelajaran yang
diberikan dalam bentuk atau situasi permainan”. Sedangkan Yoyo Bahagia dan
Adang Suherman (1999/2000: 35) berpendapat, ”strategi pembelajaran permainan
berbeda dengan strategi pembelajaran skill, namun bisa dipastikan bahwa
keduanya harus melibatkan modifikasi atau pengembangan agar sesuai dengan
prinsip DAP (developmentally Appropiate
Pactice) dan body scalling
(ukuran fisik termasuk kemampuan fisik)”.
Berdasarkan pendapat
dari ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran dengan
pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk
permainan. Dalam pelaksanaan pembelajaran bermain menerapkan suatu teknik
cabang olahraga ke dalam bentuk permainan. Melalui permainan, diharapkan akan
meningkatkan motifasi dan minat siswa untuk belajar menjadi lebih tinggi,
sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
Pendekatan pembelajaran
dengan pendekatan bermain merupakan bentuk
pembelajaran yang mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan. Tidak
menutup kemungkinan teknik yang buruk atau rendah mengakibatkan permainan kurang
menarik. Untuk itu seorang guru harus mampu mengatasinya. Rusli Lutan dan Adang
Suherman (2000: 35-36) menyatakan, manakala guru menyadari bahwa rendahnya kualitas
permainan disebabkan oleh rendahnya kemampuan skill, maka guru mempunyai
beberapa pilihan sebagai berikut:
a)
Guru dapat terus melanjutkan aktivitas
permainan untuk beberapa lama sehingga siswa menangkap gagasan umum permainan yang
dilakukannya.
b)
Guru dapat kembali pada tahapan belajar
yang lebih rendah dan membiarkan siswa berlatih mengkombinasikan keterampilan tanpa
tekanan untuk menguasai strategi.
c)
Guru dapat merubah keterampilan pada
level yang lebih simpel dan lebih dikuasai sehingga siswa dapat konsentrasi
belajar strategi bermain.
Petunjuk seperti di atas harus dipahami
dan dimengerti oleh seorang guru. Jika dalam pelaksanaan permainan kurang
menarik karena teknik yang masih rendah, maka seorang guru harus dengan segera
mampu mengatasinya. Selama pembelajaran berlangsung seorang guru harus
mencermati kegiatan pembelajaran sebaik mungkin. Kesalahan-kesalahan yang
dibiarkan selama pembelajaran berlangsung akan mengakibatkan tujuan
pembelajaran tidak tercapai.
Label: PENJASKES
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda