Senin, 22 Juli 2013

Model Pembelajaran Penjasorkes

Menurut Joyce dan Weil yang dikutip Suharno, Sukardi, Chotijah dan Suwalni S (1998: 25-26) bahwa, Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (suatu rencana pembelajaran jangka panjang) merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Menurut Nurulwati yang dikutip Trianto (2007: 5) bahwa, Maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk  mencapai tujuan tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi guru perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Pada dasarnya model pembelajaran pendidikan kesegaran jasmani menekankan pentingnya bentuk kegiatan berupa suatu perpaduan antara bentuk-bentuk aktivitas bebas (self testing activities) dan bentuk-bentuk permainan tim (team games) yang kesemuanya itu selalu dimulai dari yang paling sederhana (pedia) sampai ke tingkat yang lebih kompleks/sulit (ludus), baik horisontal (dalam kelompok itu sendiri), maupun vertikal (jenjang kelompok/kelas) dan materi aktivitasnya disusun dalam satu paket/kemasan.
Dengan perencanaan yang baik maka program pendidikan jasmani akan menjadi lebih potensial dalam memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan pada umumnya dan bagi kepentingan sekolah pada khususnya, terutama bagi kepentingan dan kebutuhan siswa. Model pembelajaran ini pada dasarnya lebih mengarah kepada usaha pengembangan budaya hidup sehat aktif kepada para siswa melalui aktivitas jasmani dengan mengabaikan hasil pelaksanaan tugas (prestasi). Disamping itu, model pendidikan kesegaran jasmani juga lebih menekankan partisipasi maksimal, kesenangan (enjoy), fun, dan mengembangkan daya kreasi. Oleh karena itu, karakteristik dan misi pendidikan jasmani sekolah termasuk sekolah dasar model pembelajaran  yang digunakan harus mengandung unsur-unsur pendidikan rekreasi, pendidikan olahraga, pendidikan/pengalaman gerak, kesegaran jasmani dan sifatnya harus serial (sequental progresive), baik vertikal (sesuai dengan jenjang kelas/usianya) maupun horisontal (sesuai dengan kondisi kelas yang heterogen).

Selain beberapa model pembelajaran diatas, ada satu model pembelajaran pendidikan jasmani yang disampaikan Cholik Mutohir (1992: 39) dengan istilah pendekatan modifikasi olahraga. Modifikasi olahraga dimaksudkan untuk mengganti model pengajaran tradisional. Modifikasi dapat dilakukan pada alat, ukuran lapangan, aturan permainan dan sebagainya. Seorang guru dikatakan berhasil apabila ia dapat mencapai kepuasan profesional dan ia secara kreatif mampu menggunakan berbagai keterampilan mengajar serta berinteraksi secara efektif dengan lingkungan pembelajaran. Guru harus mampu memanfaatkan lingkungan yang ada secara optimal sehingga dapat menumbuhkan situasi dan kondisi dimana anak terangsang untuk senang belajar.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda

<data:blog.pageTitle/>

This Page

has moved to a new address:

https://baitzweb.site

Sorry for the inconvenience…

Redirection provided by Blogger to WordPress Migration Service